Senin, 30 Juli 2012

Kenangan Tentang Luka Dalam Cinta

Pada musim dingin kala itu, kau genggam erat jemariku.
hangat meresap sampai ke dalam hatiku
mengingatkanku pada satu masa bahagia yang pernah kurasa dulu.
dan aku pun jatuh cinta.
tapi. aku tahu, cerita kita hanyalah kisah yang direka,
tak akan mewujud nyata.
aku yang salah membiarkan diriku jatuh begitu mudah, dalam pesonamu

kukemasi rindu dan harapan ini.
tak ada tempat untukku dalam kisahmu.
kau dan dia, telah lama saling berbagi hari bahagia bersama.
hangat pelukanmu hanyalah untuknya.

aku hanyalah sebuah jeda dalam napasmu,
sementara dia adalah udara yang kau hirup dalam setiap hela.
aku putuskan untuk berhenti berharap,
dan aku tau bahwa luka akan mendewasakanku.

namun, kadang malam membuatku meragu dan kembali bertanya,
benarkah dirimulah cinta yang selama ini kucari sepanjang waktu?
kau, berilah aku isyarat. satu kali lagi saja....

Sabtu, 21 Juli 2012

Ketika Bertemu Dengan'mu

hidup hanyalah abu-abu sebelum aku bertemu denganmu.
aku lupa cara mengeja tawa,
dan aku lupa cara berharap.
juga lupa bagaimana cara mencintai.

ketika bertemu denganmu tak kurasakan lagi ruang kosong dalam jiwaku.
bersamamu. waktu terasa berjalan cepat .
masih ku ingat diantara sepoi angin pantai pada senja yang menua,
kau katakan kau menyayangiku dan hatimu hanyalah untuk ku.
aku percaya....

jika saja kita bisa memiliki satu hari lagi seperti ini,
jika kita bisa mengulang waktu,
aku akan mempertahankan semua cinta yang kumiliki.
aku pun akan mempertahankan setiap helai rasa yang ada untuk mu.

namun, kini mengapa cinta ini terus keliru.
ketika kudapati ada hati lain yang tak bahagia karna kita?

Sabtu, 14 Juli 2012

Sulit

Aku duduk sebentar, menatap langit malam yang kian hitam sambil menatah hatiku yang berantakan. Mencintai itu sulit. Mencintai dan tak berbalas itu juga sulit. Tapi berusaha menghilangkan cinta dari hati lebih sulit lagi. Bayang wajah dan kisah masalalu itu kerap hadir menghampiri lamunan malamku yang kian larut dalam kesunyian.

Waktu

     Ku lihat bulan diatas sana!" aku mulai berpikir bulan berotasi bersama bumi itu sebuah kebetulan? tapi kalau bulan tidak berotasi bersama bumi mungkin kita tidak dapat bertemu disini? Dengan adanya bulan, bumi kita ini tidak hancur oleh tarikan gaya ketika berotasi. Karna bulan lah yang jadi penyeimbangnya.
    Dan tiba-tiba rasanya setiap hari, setiap saat, menjadi penuh makna. Aku seperti membaca sebuah tumpukan buku-buku," Itu artinya semua indraku mulai terasah untuk menangkap sesuatu...." Aku harus pandai menjaganya, itu karena tidak semua orang bisa melakukannya. Kebanyakan orang membiarkan sesuatu hal.." lewat begitu saja karena memang tidak berharap dan bersiap untuk menjaganya."

Kamis, 12 Juli 2012

Saputan Huruf Bisu

rindu adalah jiwaku
tanpa sayap indah melukis tarian pelangi
raga ini terpisah dari airmata
dari risaunya sendu,
sedang engkau hanyalah saputan debu
tak pernah waktu menghilang selain huruf bisu

Hadir..Untuk sebuah kepergian...!


Hadir...
menguak dari birunya biru...
menyeruak pada heningnya bening
dan lemah dengan lentingnya resah.
Hadir...
Gores rindu sama bermelodi,
Biar seribu angin cemburu
biar prahara cambuk lelahku..
Hadir..
Tetap hadir membuat lumut patola
bersihkan raga,
dimana sepuluh lagi jiwa
memanjakan langit,
memiliki bintang dan
membatikkan separuh Bumi
untuk tanya yang pedih...!
Hadir...
Untuk sebuah kepergian...!

Hilang


Laksana laut tiada henti,
Ia berombak mengecup susur pantai.
Bersama angin mengaurkan buih dipermukaan
Buih menghampar mata,
Tersekat keinsanan.
Tak jua pandai menemukan mutiara tanpa kerang yang karam di dasarnya...

Rabu, 11 Juli 2012

Optimis Dalam Renunganku

Rona wajah penuh optimis menghiasi dalam ranum malam yang kian sepi. Dalam renunganku, mulai mengeja kalimat demi kalimat yang bersarang dalam otakku. Dan memahami kesimpulan dari kesadaran diri tentang makna penderitaan sesuangguhnya. Bisa jadi penderitaan yang selama ini aku rasakan adalah permata yang kemudian hari akan menghiasi kehidupanku. Ini adalah ujian untuk mencapai peringkat yang lebih tinggi, ujian yang akan membawa pada kegemilangan nasib penuh keharmonisan. Allah akan menguji siapa di antara yang bisa bersabar menerima ujian, dan siapa di antara kita yang malah menggerutu dan berkeluh kesah menerima ujian dan cobaan ini.

( salah satu kunci untuk menuju keberhasilan yang terpenting bukan menghindarkan diri dari kegagalan, tetapi mereka yang tidak pernah menyerah pada kegagalan dalam situasi apa pun )

Sabtu, 07 Juli 2012

Derita Tak Terungkap

Buliran keringat mengalir deras di kedua sisi keningku.
suara-suara keresahan hati yang meraung-raung tercekik diujung bibir.
duniaku seakan runtuh begitu saja. kemudian,
entah darimana, kecemburuan primitif mendera batinku dan menerjang kesadaran,
memberiku kekuatan untuk melawan tubuhku sendiri.
aku bergerak cepat meski terantuk-antuk dipermukaan tanah yang tak rata,
terjerembap di atas serumpun semak,
aku pun melesat masuk kedalam keheningan gelora rasa.
"Aaaaaah!" jerit kesakitan terlontar dari mulutku,
mengaburkan pandangan,
ini mataku, itu hatiku--
penderitaanku tak jua terbebaskan.
hati ini memendam derita tak terungkap;
mata ini mencucurkan air mata nestapa nan nyata.

Mengayam Rindu

 
Kala, dihatiku menganyam rindu,
Lanskap wajahmu berhasil merenggut lelap dari tidur dalam mataku.
Jiwaku terus mekar, sampai hendak meledak, sementara tubuhku terus menguncup,
Tanah-tanah yang basah dengan embun pagi dan udara yang segar,
Bila mungkin akan kering dan terbaring.
Keramahan wajah orang-orang sesuai kedalaman senyum yang diberikan,
Dan kicawan burung yang masih sama saat pagi menyapa.
Kali ini aku nyatakan rindu dengan kisahku, dan keakraban tanda cinta yang alpa pada cerita

Didalam Keheninganku Berdo'a

Begitu berdiri di atas sajadah, aku berusaha setengah mati untuk berkonsentrasi, meyakinkan diriku sendiri melafazkan bacaan dan mendirikan jumlah rakaat sholat yang benar. saat kumulai memusatkan pikiran segenap energi aku mulai melupakan, Ia...dan mereka...". ketika tiba saatnya melafazkan doa, Aku mengakat kedua tanganku tinggi-tinggi di depan wajahku dan memohon dengan sepenuh hatiku.

 " Ya Allah.., terima sholatku dari seorang perempuan lemah, seorang pendosa. Bimbinglah aku kembali
kejalan-Mu yang penuh damai dan kepada pengabdianku pada agama. Apabila perasaan manusiawi yang buruk ini, yang telah mengoyak-nyoyak diriku dan menyiksa jiwaku. Basuhlah kerinduanku ini, pada api yang menelan tubuhku ini. Aku seharusnya menjadi perempuan yang murni. Bagaimana aku bisa menjadi seperti itu jika aku masih merasakan perasaan-perasaan seperti itu? Selimuti hambamu ini dengan kebersahajaan seorang perempuan yang telah bersuami.Hilangkan amarah..." yang menghantuiku saat ini dari benak dan hatiku. Tunjukan padaku jalan-Mu karena jalan itulah yang kucari.

" Kupikir aku sudah berada di jalan itu, jalan kedamaian dan kepolosan seorang perempuan. 
Dan hari ini aku tidah kehilangan identitasku, tetapi juga jalan-Ku. Aku sudah hancur berkeping-keping. Aku  tidak tahu lagi ke mana harus menuju. Aku tidak ingin mengabaikan tugas dan peranku sebagai seorang istri dan juga ibu dari anak-anakku. Bantulah aku membuang semua pikiran dan perasaan buruk ini untuk memurnikan diriku dan menghapus semua jejak masa laluku sehingga aku bisa memulai lembaran baru dalam keadaan murni, semurni-murninya. Bilaslah dari dalam hatiku hasratku yang menggebu pada sebuah rasa..."
Bekukan aku dalam keterpurukanku, tolong bantulah aku menggapai pikiran yang seperti itu! Kalau tidak, aku akan menjadi orang yang kehilangan jiwa. Aku tidak akan mampu  menahan siksa ini ataupun menghapadinya. " AAMIIN...

Adakan Kerinduan Seperti Dahulu..?

Rindu ini menjadi beku
Setelah semuanya berlalu
Ku tahan gelora yang tersekat dirongga dada
Untuk sebuah rindu yang nyata

Afeksi kisah Cerita
Cinta yang berujung lara
Mengharukan rasa kecewa
Membuat hati ini terluka dan menjatuhkan air mata.."

Kini ..adakah sisa-sisa rindu seperti dahulu.?
Membiru didinding cakrawala kelabu
Mengukir pelangi diatas cinta
Bersama harapan yang nyata

Semua tinggal kenangan yang hampa
Yang tak terjamah
Yang selalu setia dalam hati..
" Cinta dalam Kerinduan yang Nyata "

Riwayat Setangkai Melati

 Adalah suara rintihan riwayat kerinduan,
Mengusik ujung kelopaknya...waktu pagi dibasuh tetesan embun.
Tak perlu jerit gelisah sebab jambangan cerita setangkai melati adalah rajutan perca sutera matahari

Duhai sebuah hati yg menahta ratap di balairung sunyi,
adalah engkau kini berbalam mengambang niskala,
menjelma malis wajahmu dari buih yg merumahkan ombak di rongga dada.
;gigilku terbata sesaat
Kuterjaga mengeja rembulan pecah yg mengasingkan
rindu dipelataran purba.…

Berembun Tanya Dalam Maya

Masih belum berubah setelah sekian lama kutinggalkan.
aku belum sempat untuk menyapa ia..." sejak kepergianku.
pagi masih tersisah ketika jemariku mulai menapaki kata demi kata di taman melati.
pancaran mata hari pagi menjadi tenaga yang membangunkanku dari ketergeliatan hati.
sinarnya menerobos lewat pucuk-pucuk nyiur rumpun maya yang ujungnya masih berembun tanya.
hingga gemericik air embun ;pun memukul sengatan rindu dengan caranya yang klasik dan sederhana.
wangi kuntum bunga melati yang digesek angin menyempurnakan suasana rumpun maya yang masih asri itu.

Rumput-rumput gajah bergoyang berat dihela angin, tapi ujungnya masih menyisakan embun palota yang dingin yang masih tersimpan diretina.
bergerombol kata membuat rimbunan rasa hingga membasahi cakrawala hati.
seakan menciptakan kemurnian alam ketika jemari mulai menari didinding maya.
ada deru hati yang bergerak bagai bah mengguyur hati ini.
rindu ini berkata dalam bentuk tak terjamahkan. Dari bibirnya yang tipis juga dapat kudengar deritan kata yang masih tersimpan dilembah yang sunyi.

Selasa, 03 Juli 2012

Serpih Luka

Pertahananku jebol.
Mati-matian aku mengatur napas dan mengerjap-kerjapkan mata sesering mungkin agar air mataku tak tumpah saat ini juga.
" Maaf...!" hanya itu yang mampu kuucap. Tidak ada kata lain yang mampu keluar dari tenggorokan yang penuh sekatan air.
ku coba menarik napas panjang.
Seharusnya tidak perlu dibicarakan disini.
Hanya kebetulan saja kita bisa bertemu. Aku hanya mengungkapkan kekecewaanku. Maaf..!"
Air mata ini telah mengalir. Cepat-cepat kususut.
Ku coba menumpahkan rasa yang menghimpit didada.
" Harapan bahagia itu hanya ada diawal. Rasanya aku tak perlu kabarkan bagaimana rasa memunguti harapan yang telah menjadi serpih."
Memang tak seharusnya menyimpan cinta yang tidak pada tempatnya. Bila tercerabut akan sakit rasanya, meninggalkan luka berdarah, berbekas. Andai hati ini lebih terjaga.
Hmmmm...aku belum bisa kembali untuk saat ini. aku masih ingin diyakinkan. Bisa hingga minggu depan, bulan depan, bahkan tahun depan, atau bisa bilangan tak tentu lain. Menunggu lebih lama dalam ketidak pastian akan membuat hati ini semangkin langut.