Sabtu, 20 Oktober 2012

Merangkaikan Jiwanya Dan Jiwaku


Kata-kata yang meluncur dari sepasang bibir.
seperti embun yang jatuh dari daun-daun bunga,
ketika mereka diterpa angin.
ketika diam, diamnya adalah musik indah yang membawa seseorang pada dunia mimpi.
dan membuat nya mendengar debaran-debaran hati.
siapa sangka sesungguhnya ia tengah memakai jubah kepedihan yang mendalam,
melalui hidupnya yang menambah keindahan?
siapa yang mengira ia menyembunyikan air mata yang mengucur deras,
di kedalaman jiwanya.
di balik kerling matanya dan senyumnya.
merekah disepasang bibirnya.?
kesunyian merangkaikan jiwanya dan jiwaku.
setiap kali salah satu dari kami memandang wajah yang lain.
apakah Allah telah menciptakan dua raga ini dalam satu jiwa.?
apakah diam adalah bahasa cinta yang paling agung, suci, dan mulia.?
bila Allah telah menciptakan dua raga dalam satu jiwa,
maka bukankah pemisahan tidak akan menghasilakn apa pun,
kecuali rasa nyeri yang dalam, rasa sakit yang hebat, dan rasa pedih yang menyiksa.?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar