Rabu, 19 Desember 2012

Ya..Allah Ampuni Hamba


Aku terjatuh karena aku sombong.
Aku tersudut karena aku lupa.
Aku terhempas dalam kehinaan karena lalai dan aku begitu bodohnya.

Ya..Allah, pemilik kebenaran semua kata dan janji,
ketika aku jatuh,
ketika aku tersudut,
dan ketika aku terhempas,
ketenangan menghilang dari kehidupanku.
Bahkan beragam kesusahan justru mampir menemani kegelisahan hatiku kembali.

Ya..Allah, Pemilik ampunan yang tiada ada batasnya, ampunilah segala prilaku hamba yang salah.
itu bila diriku layak mendapatkan ampunan-Mu.
Dan karenanya hamba berharap, bahwa Engkau berkehendak menjadikan hamba orang-orang yang layak mendapatkan ampunan-Mu.

Aku Musuh Semua Orang..?

Aku musuh semua orang??
"Ya, "jawab hati ini. " Bila aku berjalan dengan kesombongan, bila aku berjalan dengan keserakahan, dan bila aku berjalan dengan kemaksiatan yang menjadi pakaian, maka aku akan menjadi musuh bagi semua orang. Bahkan musuh bagi hatiku sendiri."

Begitulah suara hatiku berkata.
Dan aku juga dikatakan sebagai pengundang kebencian bila diriku hanya sanggup menebar kebencian. Dan aku dikatakan sebagai pengundang bahaya, bila yang diriku lakukan hanya kejahatan dan menimbulkan kerugian bagi oarang lain. Wahai Yang Maha Melindungi, Lindungilah hamba dari perbuatan jahat dari hamba sendiri.

Do'aku

Ya...Allah Yang Maha Mengangkat derajat, buatlah hamba bisa menjadi bagian dari orang-orang yang bisa mengeluarkan zakat dan bersedekah. Bukan bagian dari orang-orang yang selalu meminta dan menjadi beban orang lain.

Dan jagalah perilaku hamba agar kehidupan yang sedang ditata ulang tidak rusak kembali. Hamba memohon perlindngan dari-Mu, ya Rabb, Zat Yang Maha Melindungi.

Jumat, 16 November 2012

Hanya Sebatas Kata

Sebatas kata.
mungkin hanya sebatas kata.
ketika rasa itu benar-benar pergi dariku.
ketika aku pun lebih mengurai airmata..
hanya semu yang ku dapat.
memang mungkin hanya sebatas kata
perih jua pada akhirnya.
mungkin kini yang ku butuhkan adalah diam, dan jangan bersembunyi ataupun lari.
cinta sebatas kata...
sungguh tidak indah kisah ini
cukup hanya sebatas kata saja.
cinta itu bersarang meski menuai rindu
cukup hanya sebatas kata dan rasa.
ku, kenali cinta itu.

Senin, 12 November 2012

Cahaya Cinta

Rembulan memburatkan sinarnya yang putih keperakan,
membuat angkasa malam bersinar indah.
pucuk-pucuk cemara gemerlapan bagai dikalungi beribu-ribu cahaya.
angkasa malam demikian cerah.
sederet awan putih berbaris seumpama prajurit yang sedang melakukan penjagaan,
berkilau-kilau diterpa sinar rembulan.
angin yang berhembus pelan dan turun dari puncak bukit,
menerpa dedaunan dan rerumputan,
mendesis lirih,
aku menatap bintang-bintang dilangit
seakan-akan mencari mana bintang yang akan jatuh diatas pangkuan hati.
Oh, betapa anehnya cinta,
dan betapa sengsaranya orang yang tengah dilanda jatuh cinta,
terlebih ketika cinta masih merupakan bayangan yang menghampiri sang pencinta dan kekasih.
keanehan inilah sesungguhnya tenah terjadi antara ia dan cinta
cinta itu bersemi tumbuh sesuai dengan ladangnya sendiri.
dan waktupun masih menyisakan misterinya.
benang-benang takdir belum terangkai menjadi sulaman jubah keindahan,
yang dihiasi dengan taburan emas rindu,
dan dilapisi oleh sutera kekasih.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Suara Rindu

Bibirku menggumamkan suara rindu.
yang semangkin lama semangkin menggelora di dada ini.
kau..., yang terkasih nun jauh di sana.
bacalah hatiku yang dipenuhi cinta diatas pesan-pesanku.
seperti aku yang selalu membuka lipatan-lipatan pesan yang di atasnya kau tulis getar-getar canda.
kata-kata yang kau tulis di atas adalah kekuatan yang semangkin mengokohkan afeksi kepadamu.

Terimalah Jiwaku

Ajarkan aku tentang bahasa rindu. untuk selalau bersamamu.
seumpama sececap anggur yang kau tuang di atas cawan persahabatan adalah embun yang dinanti dedaunan di pagi hari.
hati ini seperti suara simfoni yang sangat merindu.
"Kuserahkan diriku sepenuhnya di hadapanmu sahabatku. Aku tak punya bekal apapun, kecuali selembar hatiku ini. terimalah jiwaku."

Merangkaikan Jiwanya Dan Jiwaku


Kata-kata yang meluncur dari sepasang bibir.
seperti embun yang jatuh dari daun-daun bunga,
ketika mereka diterpa angin.
ketika diam, diamnya adalah musik indah yang membawa seseorang pada dunia mimpi.
dan membuat nya mendengar debaran-debaran hati.
siapa sangka sesungguhnya ia tengah memakai jubah kepedihan yang mendalam,
melalui hidupnya yang menambah keindahan?
siapa yang mengira ia menyembunyikan air mata yang mengucur deras,
di kedalaman jiwanya.
di balik kerling matanya dan senyumnya.
merekah disepasang bibirnya.?
kesunyian merangkaikan jiwanya dan jiwaku.
setiap kali salah satu dari kami memandang wajah yang lain.
apakah Allah telah menciptakan dua raga ini dalam satu jiwa.?
apakah diam adalah bahasa cinta yang paling agung, suci, dan mulia.?
bila Allah telah menciptakan dua raga dalam satu jiwa,
maka bukankah pemisahan tidak akan menghasilakn apa pun,
kecuali rasa nyeri yang dalam, rasa sakit yang hebat, dan rasa pedih yang menyiksa.?

Kejujuranku.

Mencintaimu...
aku yakin kau mengerti dengan rasaku.
walau hanya terungkap lewat pesan.
meski terkadang aku harus menangis karenamu.
ya, mungkin aku tak pandai merangkai kata
jika harus bisa buatmu terbuai akan tuturku
tapi...
itulah kejujuranku.
yang tak rela kau menjadi jiwa pecundang
andai kau tahu..
betapa rasa sayang ini tak bertepi
meski ada cinta lain membutuhkanku.
tapi kalian...
adalah permata di lembah kalbu.
biarkan musim berganti ingatkan kita pada kilasan kisah
tentang kebersamaan.
tanpa kau harus terbebani untuk paham akan kisah
cinta ini begitu indah...
dan aku tak pernah memintamu untuk mengerti...
terakhir,
terima kasih untuk cinta yang sederhana...

Jumat, 12 Oktober 2012

Menjauhlaah...

Telah kau cukupkan kesedihanku..
dan telah kupenuhi keinginanmu
menjauhlaah...
agar kita sama-sama tak saling terluka
tiada lagi rasa yang tersimpan untukmu
walau itu hanya seujung kuku
rasa itu telah musna
dengan berjalannya usia
kini semua telah sirna
aku ingin kembali seperti biasa
hingga kutulis semua ini dengan berlapang dada
semoga kau selalu bahagia, itulah pintaku padamu duhai jiwa.

Rabu, 03 Oktober 2012

Kesepian-Kematian

Daun-daun dan ranting menggigil kedingin,
juga bangunan rumah mungil di ujung jalan itu.
seluruh atapnya putih tertutup hujan kabut yang meluncur dari langit
dari luar tampak gelap, hitam terpantul dari kaca-kaca jendela.
dan seperti itulah rasa hatiku saat ini.
"....tiba-tiba saja aku menuding rahimku yang menjadi biang keladi semua ini.
dan kini aku gugup.
gugup menghadapi diriku sendiri,
antara ketabahan dan kengerian.
antara cinta dan kebencian.
belum tahu apa yang harus aku tanyakan nanti sore pada nya.
kesepian-kematian.
aku ngeri jika ternyata harus menemui tanda dan hatiku akan menjadi remuk.
dan aku terus membunuh waktu,
memilih menenggelamkan diri dalam kesunyian malam hingga pagi menjemputku.

29 September " Tangisku pecah seperti rasa dan inginmu saat itu "

Berakhir

kusebut engkau untuk terakhir kali,
sambil pula kutatap matahari yang tenggelam,
dan : kutenggelamkan pula cintaku padamu.
semoga mewujud menjadi karang didasar sana.
di pantai ini kita pernah bersama menggenggam pasir dan pelan-pelan terlepas semua.
seperti cinta kita,
harus karam didasar samudra.
sambil kutatap camar yang terbang menjauh
dan ku titipkan cinta dan rinduku padamu kekasih tercinta.

Minggu, 30 September 2012

Keinginan Yang Terdalam

Di matanya terlihat jelas keinginan yang terdalam. 
Rahim yang tidak bisa dihuni makhluk laki-laki buah cinta kami 
untuk yang kesekian kalinya harus mengalami kegagalan 
menghidupi benih yang tertanam ditubuhku. 
ketiga kali nya hanya sanggup hidup tak lebih dari dua bulan didalam rahimku. 
kini nyala lilin itu tinggal setitik kecil.
ia..meraih tubuhku.
tetap nyala itu hilang, ia berucap :
Aku menyayangimu, karna kau kekuatanku
Aku memilikimu, karna kau perhiasanku
Aku ingin selalu didekatmu, karna kau cahayaku
Dan hasrat yang terus-menerus tak putus
Sampai hatiku patah.
Karna engkau bayangan diwaktu siang
Dan sinar diwaktu malam
Kau selalu hidup dalam ratapku
Dan tak pernah meninggalkan dalam sukma.
 
 

Beri Aku Apimu

Kau,  sekalipun aku tidak memetikmu sebagai bunga
yang terangkai dalam hari-hari dan hidupku,
bagiku kau tetap yang terindah itu.
kau tetap satu-satunya pemilik api yang akan menyalakan aku.
pendarmu akan selalu menghangatkan aku.
ada sebuah rahasia yang terkandung dalam kegelapan.
hanya ada satu cara untk menyingkapnya,
yaitu dengan cahaya.
dan  kaulah cahaya itu,

Layarkan Aku

kau hadir seperti angin timur
bertiup menanggalkan dedaunan dari ranting-ranting, gugur
mencerai-berai awan gemawan
merentas pada utas pelangi
seusai menyatu dalam nyayian hujan
melancar cuaca, meminang musim

Dan aku, daun itu
yang gugur oleh angin timurmu
menatapi cerai awan gemawan,
dan simpuh dalam rinai hujan mendamba pelangi

Menunggu angin timurmu terbangkan pelangi
melayang jatuh pada aliran sungai
lalu layarkan aku, ajak aku
mengarungi cuaca
mengatasi musim
dan aku akan tahu
kemana daun jatuh tatkala kauangin menyentuh.

Kamis, 27 September 2012

Hujan Kabut

Hujan kabut
adalah apa yang tidak tampak olehmu
hujan kabut
adalah yang kau nilai dari hatimu
hujan kabut
adalah yang tak terungkap utuh
siapa aku sebenarnya...
sesungguhnya dirimu, tak pernah tahu
karena itu…
janganlah merasa mengenalku
karena akan sangat menyakitkanmu
kenalillah aku apa adanya
sesuai hati dan jiwamu

Rintik Hujan

Senja seperti ini...rintik hujan berserakan mengantar pesan terakhir...tentang cinta yang tiba-tiba hilang
pada kelokan-kelokan jalan menuju rumahku
gerimis senja ini tak kunjung reda...memupus cinta entah hanyut ke laut mana...dari balik jendela ku tatap hujan tak jadi reda...rindu mendera-dera jiwa

Kepingan Rindu

Warna langit tlah biru
Ketika kau ucapkan kata rindu
Membuat aku terbuai dalam khayalanku
Langit hatimu kembali padaku

Beberapa keping rindu
Membuat berandaku seperti dulu
Bunga melatimu tak kan layu
Iya bersemi sejak kehadiranmu

Aku terjatuh dalam alunan merdu
Suara mu mendayu-dayu
Menghiasi kepingan rindu
Hingga ku ukir senyum diwajahku

Ini lah taman melatimu
Seharum wangi rinduku
Yang ku kirim untukmu
Hingga birunya langit dihatimu...

Melody Rindu

Gemericik melody cinta
Yang mengalir menelusuri jiwa
Mengisi relung hati dengan kelembutan
Menyentuh buaian sukma hati
Semerbak harum bunga
Mengharumi untaian sudut hati
Bergemericik kerinduan ini
Pada pesona yg hadir menyapa
Ku tak ingin berdusta pada surga
Ku ingin sampaikan padanya
Bahwa segenap kerinduan ini
Kuberikan pada sebuah senyum yang kian hadir dalam relung hati

Rabu, 26 September 2012

Gelora Rasa

Ada asa
Ada gelora
Ada gempita
Dan juga ada luka

Sampai kusadar ada yang berbeda di relung jiwa
menghentak, menyeruak dan menyentak.

Ketika cinta datang, maka ia akan datang begitu saja
Seperti hujan yang datang tiba-tiba,
Membasahi relung jiwa,
Yang lapar dan dahaga

Selasa, 25 September 2012

Daun Jatuh



di langit, awan merepih hari
di bumi, sepi meriap purba

lihatlah !

yang tersisa di genggaman jari-jari pagi
tentang embun yang bergalur di urat daun
ia adalah air mata kehidupan baru

ketika daun jatuh di ribaan senja
gugur bukan lagi kesetiaan yang mengukur
sebab kenangan sebatas umur tak akan bisa diulur

diluar detik, sesaat adalah abadi
mengekalkan esok yang mungkin tak ada
maka biarkan sejenak aku terbaring
sebelum angin bersiru, kemana lagi akan tiba

Tuntun Langkahku


Duhai Dzat Yang Maha Rahman 
tutun langkah yang terjerembab dalam kemunafikan 
 luluhkan hati yang membatu dalam keangkuhan,
 agar tiada prasangka dan kebencian dan luka tiada semakin berkepanjangan 
tunjukan cahaya-Mu diatas cahaya yang meredup bimbinglah hamba yang kalut

Sunyi Bersama Angan-angan



Bisikan cakrawala hati menerangi dalam sunyi
rindu dalam jiwa melangkah,  jauh bersama angan-angan..
Kaukah angin, yang hadir menemani
Dikala malam. . . menatap rembulan sendiri
Nyanyian rinduku bukanlah tembang masa lalu.
Antara aku dan kamu