Sabtu, 07 Juli 2012

Berembun Tanya Dalam Maya

Masih belum berubah setelah sekian lama kutinggalkan.
aku belum sempat untuk menyapa ia..." sejak kepergianku.
pagi masih tersisah ketika jemariku mulai menapaki kata demi kata di taman melati.
pancaran mata hari pagi menjadi tenaga yang membangunkanku dari ketergeliatan hati.
sinarnya menerobos lewat pucuk-pucuk nyiur rumpun maya yang ujungnya masih berembun tanya.
hingga gemericik air embun ;pun memukul sengatan rindu dengan caranya yang klasik dan sederhana.
wangi kuntum bunga melati yang digesek angin menyempurnakan suasana rumpun maya yang masih asri itu.

Rumput-rumput gajah bergoyang berat dihela angin, tapi ujungnya masih menyisakan embun palota yang dingin yang masih tersimpan diretina.
bergerombol kata membuat rimbunan rasa hingga membasahi cakrawala hati.
seakan menciptakan kemurnian alam ketika jemari mulai menari didinding maya.
ada deru hati yang bergerak bagai bah mengguyur hati ini.
rindu ini berkata dalam bentuk tak terjamahkan. Dari bibirnya yang tipis juga dapat kudengar deritan kata yang masih tersimpan dilembah yang sunyi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar