Selasa, 03 Juli 2012

Serpih Luka

Pertahananku jebol.
Mati-matian aku mengatur napas dan mengerjap-kerjapkan mata sesering mungkin agar air mataku tak tumpah saat ini juga.
" Maaf...!" hanya itu yang mampu kuucap. Tidak ada kata lain yang mampu keluar dari tenggorokan yang penuh sekatan air.
ku coba menarik napas panjang.
Seharusnya tidak perlu dibicarakan disini.
Hanya kebetulan saja kita bisa bertemu. Aku hanya mengungkapkan kekecewaanku. Maaf..!"
Air mata ini telah mengalir. Cepat-cepat kususut.
Ku coba menumpahkan rasa yang menghimpit didada.
" Harapan bahagia itu hanya ada diawal. Rasanya aku tak perlu kabarkan bagaimana rasa memunguti harapan yang telah menjadi serpih."
Memang tak seharusnya menyimpan cinta yang tidak pada tempatnya. Bila tercerabut akan sakit rasanya, meninggalkan luka berdarah, berbekas. Andai hati ini lebih terjaga.
Hmmmm...aku belum bisa kembali untuk saat ini. aku masih ingin diyakinkan. Bisa hingga minggu depan, bulan depan, bahkan tahun depan, atau bisa bilangan tak tentu lain. Menunggu lebih lama dalam ketidak pastian akan membuat hati ini semangkin langut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar